Jumat, 07 Maret 2014

Biografi Singkat Rabi'ah Al Adawiyah


Rabi‘ah binti Ismail al-Adawiyah, berasal dari keluarga miskin. Dari kecil ia tinggal di Bashrah. Di kota ini namanya sangat harum sebagai seorang manusia suci dan seorang pengkhotbah. Dia sangat dihormati oleh orang-orang saleh semasanya. Mengenai kematiannya ada berbagai pendapat: tahun 135 H/752 M atau tahun 185 H/801 M.
Rabi’ah al-Adawiyah yang seumur hidupnya tidak pernah menikah, dianggap mempunyai saham yang besar dalam memperkenalkan cinta Allah ke dalam Islam tashawuf. Orang-orang mengatakan bahwa ia dikuburkan di dekat kota Yerussalem.
Rabi’ah, Lahir Dan Masa Kanak—Kanaknya
Jika seseorang bertanya: ”Mengapa engkau mensejajarkan Rabi’ah dengan kaum lelaki?”, maka jawabanku adalah bahwa Nabi sendiri pernah berkata:Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa kamu” dan yang menjadi masalah bukanlah bentuk, tetapi niat seperti yang dikatakan Nabi, “Manusia-manusia akan dimuliakan sesuai dengan niat di dalam hati mereka”. Selanjutnya, apabila kita boleh menerima dua pertiga ajaran agama dari ’Aisyah, maka sudah tentu kita boleh pula menerima petunjuk-petunjuk agama dari pelayanan pribadinya itu. Apabila seorang perempuan berubah menjadi ”seorang lelaki” pada jalan Allah, maka ia adaIah sejajar dengan kaum lelaki dan kita tidak dapat menyebutnya sebagai seorang perempuan lagi.
Pada malam Rabi’ah dilahirkan ke atas dunia, tidak ada sesuatu barang berharga yang dapat: ditemukan di dalam rumah orang tuanya, karena ayahnya adalah seorang yang sangat miskin. Si ayah bahkan tidak mempunyai minyak barang setetes pun untuk pemoles pusar puterinya itu. Mereka tidak mempunyai lampu dan tidak mempunyai kain untuk menyelimuti Rabi’ah. Si ayah telah memperoleh tiga orang puteri dan Rabi’ah adalah puterinya yang keempat. Itulah sebabnya mengapa ia dinamakan Rabi’ah (artinya ke-empat).
“Pergilan kepada tetangga kita si anu dan mintalah sedikit minyak sehingga aku dapat menyalakan lampu” isterinya berkata kepadanya.
Tetapi si suami telah bersumpah bahwa ia tidak akan meminta sesuatu jua pun dari manusia lain. Maka pergilah ia, pura-pura menyentuhkan tangannya ke pintu rumah tetangga tersebut lalu kembali Iagi ke rumahnya.
“Mereka tidak mau membukakan pintu” ia melaporkannya kepada isterinya sesampainya di rumah.
Isterinya yang malang menangis sedih. Dalam keadaan yang serba memprihatinkan itu si suami hanya dapat menekurkan kepala ke atas lutut dan terlena. Di dalam tidurnya ia bermimpi melihat Nabi. Nabi membujuknya: “JanganIah engkau bersedih, karena bayi perempuan yang baru dilahirkan itu adalah ratu kaum wanita dan akan menjadi penengah bagi 70 ribu orang di antara kaumku”.
Kemudian Nabi meneruskan; “Besok, pergilah engkau menghadap ‘Isa az-Zadan, Gubernur Bashrah. Di atas sehelai kertas, tuliskan kata-kata berikut ini: ’Setiap malam engkau mengirimkan shalawat seratus kali kepadaku, dan setiap malam jum’at empat ratus kali. Kemarin adalah malam jum’at tetapi engkau lupa melakukannya. Sebagai penebus kelalaianmu itu berikanlah kepada orang ini empat ratus dinar yang telah engkau peroleh secara halal’ “.
Ketika terjaga dari tidurnya, ayah Rabi’ah mengucurkan air mata. Ia pun bangkit dan menulis seperti yang telah dipesankan Nabi kepadanya dan mengirimkannya kepada gubernur melalui pengurus rumahtangga istana.
“Berikanlah dua ribu dinar kepada orang-orang miskin”, gubernur memberikan perintah setelah membaca surat tersebut, ”sebagai tanda syukur karena Nabi masih ingat kepadaku. Kemudian berikan empat ratus dinar kepada si syaikh dan katakan kepadanya: ’Aku harap engkau datang kepadaku sehingga aku dapat melihat wajahmu. Namun tidaklah pantas bagi seorang seperti kamu untuk datang menghadapku. Lebih baik seandainya akulah yang datang dan menyeka pintu rumahmu dengan janggutku ini. Walaupun demikian, demi Allah, aku bermohon kepadamu, apa pun yang engkau butuhkan katakanlah kepadaku’ “. Ayah Rabi’ah menerima uang emas tersebut dan membeli sesuatu yang dirasa perlu.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan      : Madrasah Tsanawiyah
Mata Pelajaran            : Aqidah Akhlaq
Kelas/Semester            : VII/II
Standar Kompetensi : Meningkatkan   keimanan   kepada   malaikat-malaika  Allah dan mahluk goib selain malaikat.
Kompetensi Dasar    
1.1. Menjelaskan   pengertian    iman  kepada    malaikat    Allah    swt dan mahluk gaib lainnya seperti jin, iblis, dan syetan.
1.2  Menunjukan bukti/dalil  kebenaran   adanya  malaikat   Allah   dan makhluk gaib lainnya seperti jin, iblis, dan syetan.
1.3  Menjelaskan  tugas,  dan sifat-sifat  malaikat Allah serta   makhluk gaib lainnya seperti jin, iblis, dan syetan.
 1.4  Menerapkan     perilaku    beriman   kepada   malaikat   Allah   dan makhluk    gaib    lainnya seperti   jin,  iblis, dan  syetan   dalam  fenomena kehidupan.
Indikator                   
2.2  Setelah mempelajari materi ini peserta didik dapat
·         Menyebutkan dan menjelaskan makhluk gaib selain  malaikat
·         Menyebutkan dalil tentang makhluk gaib selain malaikat
Alokasi Waktu           : 4 (empat) jam pelajaran dalam 2x pertemuan
A.    Tujuan Pembelajaran
a.       Melalui diskusi dengan menghargai pendapat temannya, peserta didik dapat menjelaskan kandungan Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Ad-Dzariyat ayat 56
b.      Melalui diskusi dengan menghargai pendapat temannya, peserta didik dapat menjelaskan perilaku oang yang mengamalkan Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Ad-Dzariyat ayat 56
c.       Melalui diskusi dengan menghargai pendapat temannya, peserta didik dapat menjelaskan perbedaan jin, iblis, dan syetan pada Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Adz-Dzariiyat ayat 56
B.     Materi Pembelajaran
1.      Q.S Al-Jin ayat 26-27
Artinya:
26.  (Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.
27.  Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.

2.      Q.S Adz-Dzariyat ayat 56

Artinya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

C.    Metode Facilitation and Explaining
D.    Langkah-Langkah
      Pertemuan pertama tatap muka (TM)
a.      Pendahuluan 10 mmnit
Apresiasi : menyampaikan informasi tentang KD dan tujuan.
Mengkaitkan pengalaman peserta didik tentang materi Q.S Al-Jin ayat 26-27.
Membentuk kelompok.
b.      Kegiatan Inti (55 menit)
1.    Eksplorasi
Peserta didik  menelaah tentang Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 melalui buku paket secara mandiri
Peserta didik  menelaah tentang Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 bersama artinya melalui buku paket secara mandiri.
2.      Elaborasi.
Secara berkelompok, Peserta didik  berdiskusi tentang Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 yaitu tentang perilaku orang beriman kepada makhluk gaib.
Secara berkelompok, peserta didik  berdiskusi tentang Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 yaitu tentang perilaku orang beriman dengan yang gaib dan pula orang yang mengingkarinya.
3.      Konfirmasi
Salah satu kelompok mempresentasian hasil diskusi tentang pengertian dan hukum beriman kepada makhluk gaib dengan percaya diri dan kelompok lain memberi tanggapan.
Guru memberi penjelasan terhadap hasil diskusi perkelompok dan melengkapi hasil diskusi peserta didik.
c.       Penutup (5 menit)
Peserta didik menyimpulkan kan semua hasil diskusi dan guru memberi tugas.



PENUGASAN TERSTRUKTUR (PT)
KEGIATAN MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR (KMTT)
Pertemuan kedua Tatap Muka (TM)
a.    Pendahuluan (10 menit)
Apresiasi : menyampaikan informasi tentang KD dan tujuan mengkaitkan pengalaman Peserta didik  tentang materi Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Adz-Dzariyat ayat 56.
     Membentuk kelompok
b.   Kegiatan Inti (55 menit)
1.      Eksplorasi
Peserta didik  menelaah tentang Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 melalui buku paket secara mandiri
Peserta didik  menelaah tentang Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 bersama artinya melalui buku paket secara mandiri.
2.      Elaborasi.
Secara berkelompok, peserta didik  berdiskusi tentang Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 yaitu tentang perilaku orang beriman kepada makhluk gaib.
Secara berkelompok, peserta didik  berdiskusi tentang Q.S Al-Jin ayat 26-27 dan Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 yaitu tentang perilaku orang beriman dengan yang gaib dan pula orang yang mengingkarinya.
3.      Konfirmasi
Salah satu kelompok mempresentasian hasil diskusi tentang pengertian dan hukum beriman kepada makhluk gaib dengan percaya diri dan kelompok lain memberi tanggapan dan guru memberi penjelasan terhadap hasil diskusi perkelompok dan melengkapi hasil diskusi peserta didik.
c.    Penutup (5 menit)
     Peserta didik menyiapkan semua hasil diskusi dan guru memberi tugas.

A.  Sumber dan media pembelajaran
Buku panduan
B.  Penilaian

Indikator
Tekhnik penilaian
Bentuk instrumen
instrumen
Peserta didik dapat mnjelaskan nama-nama makhluk gaib
1.    Yang selalu beriman
2.    Yang keimannya naik turun
3.    Yang membujuk manusia untuk melanggar hukum-hukum Allah
4.    Yang membujuk manusia agar berbuat jahat.
Tes lisan
Tes tertulis
Uraian
Jelaskanlah nama-nama makhluk gaib
1.     Yang selalu beriman kepada Allah
2.    Yang keimanannya terhadap Allah terkadang naik dan terkadang turun.
3.    Yang selalu membujuk manusia supaya manusia melanggar hukum-hukum Allah.
4.    Yang membujuk manusia agar berbuat jahat


                                                                 Bandar Lampung,               2013
Mengetahui                                                Guru Mata Pelajaran



Juhaiti Yusuf M.Ag                                     Kelompok



Karya Seni Kriya Menurut Bahan Baku Yang Yang Digunakan LOGAM


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Membuat barang kerajinan dari logam bukanlah hal baru bagi masyarakat Indoensia. Sebab, sejak dahulu ketika masih berdiri banyak kerajaan pun industri kerajinan logam sudah banyak berkembang di berbagai pelosok tanah air. Beberapa barang kerajinan logam yang sudah ada sejak jaman kerajaan antara lain berbagai peralatan perang (mulai dari keris, pedang, golok, tombak, tameng dan lain-lain), perhiasan dan asesoris kerajaan, alat kesenian (gamelan seperti saron, bonang, gong) dan lain-lain.
Sebagaimana yang kita tahu, kerajinan kriya logam merupakan salah satu dari hasil Usaha Kecil Menengah yang paling diandalkan untuk keperluan ekspor. Kebanyakan kerajinan dipengaruhi oleh heritage yang merupakan warisan budaya dari suatu masyarakat setempat. Misalnya saja kerajinan pisau keris. Meskipun semua daerah memiliki kerajinan kriya logam masing-masing, namun antara kriya logam dari suatu daerah dengan daerah lain memiliki kerajinan kriya logam yang berbeda-beda. Semua in tergantung warisan dari msyarakat setempat terdahulu.
Pada dasarnya, kerajinan logam ini menampilkan karya seni relief dan gambar dengan berbagai motif dan tema yang pada umumnya hampir memiliki kesamaan dengan motif-motif relief lain terutama motif pada seni relief ukir. Sehingga saat ini hasil dari Kerajinan Logam ini di gunakan sebagai ornamen untuk menghiasi suatu tempat atau memperindah suatu ruangan, bukan sekedar untuk peralatan rumah tangga.
Pada umumnya produk hasil logam, baik yang dari tembaga maupun kuningan dibeli oleh hotel untuk mempercantik interior mereka, dan ada pula yang dibeli oleh perorangan maupun diekspor ke luar negeri.
Untuk saat ini, membutuhkan kerja ekstra keras bagi pemerintah maupun pelaku usaha kerajinan ini untuk memperkenalkan hasil produk keajinan ini ke tengah masyarakat. Mengingat kondisi resesi global yang tentunya mempenagruhi permintaan barang sekunder seperti produk kerajinan ini. Yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia yaitu lebih banyak mengadakan event pameran produk andalan seperti yang telah dilakukan di tempat lain untuk mendongkrak permintaan domestik. Kerjasama pemerintah dengan para pengrajin mutlak diperlukan untuk menyelamatkan potensi kerajinan logam yang ada di Indonesia.


B.     Sejarah Kriya Logam
Sejarah kriya logam dimulai pada saat manusia belum mengnal tulisan, tepatnya pada zaman logam yang memunculkan Budaya perundagian atau budaya logam ( logam disini diartikan dengan perunggu, emas dan besi, karena di Indonesia tidak dilewati oleh kebudayaan tembaga) adalah jenis kebudayaan dari masyarakat pra-sejarah yang menggunakan logam dalam pembuatan benda-benda dan seni kriya logam untuk melengkapi kebutuhan hidupnya. Meski benda kriya logam yang dibuat tidak terlalu banyak karena pada saat itu belum terdapat alat dan bahan yang banyak, tetapi hasil karya yang dibuat pada zaman logam tersebut tidak kalah bagusnya dengan seni kriya yang ada pada masa sekarang yang moderen karena seni kriya pada masa tersebut memiliki nilai artistik (seni) dan nilai sejarah yang sangat indah.    Kebudayaan ini diperkirakan mulai berkembang sekitar 500 SM. Contoh peninggalan seni kriya logam pada zaman logam yang dapat kita temui antara lain kapak corong, candrasa, nekara, moko, topeng emas, serta bejana.  



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kriya Logam
Kriya logam adalah seni kerajinan atau keterampilan untuk membuat sesuatu menjadi barang- barang yang memiliki nilai guna dengan menggunakan logam sebagai medianya. Adapun karya yang dihasilkan dapat berupa karya 2 dimensi (lukisan logam), ataupun 3 dimensi (patung logam).
1.      Media Logam, media logam yang biasa digunakan dalam pembuatan karya-karya kriya logam menggunakan media almunium,kuningan, dan tembaga.
2.      Teknik-teknik, adapun teknik-teknik yang biasa dipakai pada kriya logam yaitu dengan  teknik : Ketok, las, cor, dan patri.
B.     Bahan Dan Alat Pembuatan Kriya Logam
Dalam pembuatan karya seni kriya logam diperlukan alat dan bahan sesuai dengan hasil karya yang diinginkan yaitu karya kriya logam dua dimensi atau karya kriya logam tiga dimensi. Berikut alat dan bahan sesuai dengan karya yang dihasilkan :
a.       Dua dimensi    :
1.      Lembaran bahan logam seperti alumunium, kuningan, tembaga, perak, dsb.
2.      Ballpoint yang sudah tidak terpakai (habis tintanya).
3.      Kertas untuk menggambar sketsa kriya logam yang akan dibuat.
b.      Tiga Dimensi   :
·         Teknik Pencetakan/Pengecoran :
1.      Bahan logam seperti alumunium, kuningan, tembaga, perak, dsb.
2.      Catakan lelehan logam untuk membuat pola/bentuk dasar (dari bahan lilin dan tanah liat).
3.      Tungku pembakaran.
4.      Alat ukir logam.
5.      Alat untuk menghaluskan logam.
·         Teknik Penempaan :
1.       Alat tempa logam seperti palu
2.       tungku pembakaran.
3.       Sarung tangan
4.       Alat untuk menghaluskan logam.
C.     Prosedur Pembuatan Kriya Logam
Prosedur dalam pembuatan kriya logam diperlukan prosedur yang berbeda antara kriya logam dua dimensi dan tiga dimensi tergantung dari hasil seni kriya logam yang diinginkan. Berikut cara/prosedur pembuatan kriya logam :
Ø  Dua dimensi    :
1.       Membuat gambar desain pada kertas HVS A4
2.       Gambar desain yang telah jadi ditempel pada permukaan bahan logam yang dipakai misalnya almunium.
3.       Proses pembuatan sketsa pada media kriya logam seperti almunium menggunakan ballpoint bekas, dengan cara menekan mengikuti garis kontur pada desain gambar yang dibuat.
4.       Setelah gambar tersebut terbentuk pada permukaan almunium, kertas dicabut, kemudian pada permukaan almunium bag bawah dialasi dengan anduk kecil / busa , bag. atas ditekan-tekan sehinga objek gambar terbentuk menonjol keluar seperti relief.
Ø  Tiga dimensi    :
a.      Teknik Pencetakan/Pengecoran :
1.       Siapkan semua alat dan bahan yang akan di butuhkan untuk teknik pencetakan/pengecoran.
2.       Lalu membuat cetakan dasar dari bahan yang tidak mingikat logam sperti lilin yang telah di bentuk sesuai dengan bentuk yang akan di buat lalu cetakan lilin dibungkus/dilumuri tanah liat agar cairan logam tidak keluar dari cetakan lilin.   
3.       Membakar bahan logam (almunium,kuningan, dan tembaga) di dalam tungku pembakaran hingga bahan logam tersebut meleleh.
4.       Setelah bahan logam telah menjadi cair, lalu cairan logam tersebut di tuangkan dalam cetakan dasar yang telah di buat sebelumnya.
5.       Setelah cairan dalam cetakan telah mengeras/padat maka bahan logam tersebut dapat dikeluarkan dari cetakan untuk dikeringkan.
6.       Setelah bahan logam tersebut telah berbentuk seperti bentuk yang diinginkan maka bahan logam tersebut di haluskan agar  bentuk dan permukaanya tampak halus.
b.      Teknik Penempaan :
1.       Siapkan semua alat dan bahan yang akan di butuhkan untuk teknik penempaan.
2.       kemudian tentukan bentuk karya yang akan di buat.
3.       Lau  gunakan bahan logam yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
4.       Setelah itu masukan bahan logam kedalam tungku pembakaran kemudian lakukan tehkink penempaan yaitu dengan memukul bahan logam yang panas akibat di bakar dalam tungku pembakaran dengan palu sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
5.       Tahap akhir, jika telah selesai lakukan penghalusan pada pada permukaan hasil kriya logam tersebut.
D.    Hasil Karya Pembuatan Kriya Logam
1.       Seni Kerajinan Uang Kepeng
Seni merangkai uang logam dari Bali merupakan salah satu kekayaan seni budaya Nusantara yang sangat khas dan unik. Seni kerajinan uang logam tersebut mulai dari pembuatan uang kepeng sampai seni merangkai uang kepeng menjadi berbagai  bentuk  kerajinan  telah  berlangsung  berabad-abad  lamanya  di  Bali.
2.       Seni Kerajinan Patung Buddha
Patung Buddha adalah seni kriya dari logam dengan bentuk dan motif yang menyerupai karya seni peninggalan jaman kerajaan Budha, seperti patung Ganesha, patung Budha dan berbagai bentuk patung lainnya. Berbagai barang kerajinan dari logam itu dipasarkan ke berbagai kota di tanah air serta sebagian lagi diekspor keluar Negeri.
3.       Seni Kerajinan Pisau
Seni kerajinan pisau merupakan kerajinan yang paling banyak di geluti oleh masyarakat di daerah-daerah di Indonesia, dan setiap daerah memiliki ciri kerajinan pisau yang berbeda-beda dari bentuk, relief, ukiran bahan, bahkan cara pembuatannya.
4.       Seni Kerajinan Vase Bunga
Seni kerajinan vase bunga merupakan kerajinan yang biasanya di buat dari kuningan atau tembaga dengan bentuk dan motif yang beragam dengan tingkat kesulitan bervariasi
5.       Seni Kerajinan Gelang Perak
Penciptaan sebuah karya seni adalah suatu cara bagi seorang seniman untuk mengekspresikan gagasan seninya. Ekspresi seni ini adalah sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh seorang seniman kepada penikmat seni dengan media perantara karya seni yang diciptakannya. Hal yang sama juga terjadi dalam presentasi sebuah karya perhiasan yang berwujud sebuah gelang perak di bawah ini.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Kriya logam adalah seni kerajinan atau keterampilan untuk membuat sesuatu menjadi barang- barang yang memiliki nilai guna dengan menggunakan logam sebagai medianya.
2.      Karya kriya logam yang dihasilkan dapat berupa karya 2 dimensi (lukisan logam), ataupun 3 dimensi (patung logam).
3.      Teknik-teknik yang biasa dipakai pada pembuatan kriya logam yaitu dengan  teknik : Ketok, las, cor, dan patri.
4.      Dari kriya logam dapat menghasilkan benda sebagai hiasan dan sebagai benda pakai yang bernilai artistik seperti pisau yang memiliki ukiran relief.
B.     Saran
            Setelah mengetahui penjelasan mengenai seni kriya logam yang memiliki nilai seni yang tinggi, kami memberikan saran sebagai berikut:
1.      Mengimbau agar seluruh siswa untuk melestarikan bahkan ikut membuat karya seni kriya logam karena memiliki nilai artistik yang sangat tinggi.
2.      Mengimbau agar pemerintah melakukan Kerjasama dengan para pengrajin mutlak diperlukan untuk menyelamatkan potensi kerajinan kriya logam yang ada di Indonesia.
3.      Guru berperan aktif dalam mendukung program pelaksanaan praktek pembuatan seni kriya logam kepada siswa-siswi pelajar di sekolah.



DAFTAR PUSTAKA