Senin, 19 Agustus 2013

SIFAT NAFSIYAH


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan ang maha esa, Karena telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dengan terselesaikannya makalah ini yang berjudul sifat nafsiyah sebagai tugas mandiri  matakuliah pembelajaran metode Aqidah Akhlaq dan kami mengucapkan kepada yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini :
1.     Drs. ZULHANAN, MA.
2.     Keluarga serta teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan , semangat dan doa-doa bagi keberhasilan kami
Atas bantuan mereka saya ucapkan terimakasih semoga Tuhan membalas jasa baik beliau. Makalah ini saya susun sangat sederhana, walau kami sudah berusaha sebaik mungkin, namun keterbatasan pengetahuan dan saranan penunjang lainnya, maka makalah ini jauh dari kata Sempurna, walau demikian kami tetap berharap agar makalah ini tetap bermanfaat bagi rekan-rekan lain yang ingin membaca.
Akhirnya kami sangat mengharakan saran dan kritik yang membangun kesempatan kami dalam menyusun makalah ini.



Bandar Lampung, 19 Mei 2013


                                                                                           












BAB I
PENDAHLUAN
A.    Latar Belakang

      Allah memiliki beberapa sifat wajib (harus) ada pada dzat Allah sebagai sifat kesempurnaan bagia-Nya. Sifat dan dzat Allah tidak dapat diangan-angan oleh akal manusia bagamana bentuk atau wujud rupa atau cirri-ciri-Nya Allah dapat di yakini hanya dengan akal (Dalil ‘Aqlih)dan berdasarkan dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits (Dalil Naqli).










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Materi
Sifat Nafsiyah
Yakni sifat yang berhubungan dengan dzat Allah semata yang termasuk dalam sifat Nafsiyah  adalah hanya sifat wujud[1].
Keberadaan Allah swt. Dapat dibuktikan dengan adanya alam semesta ini. Semua barang yang ada di alam semesta  ini tentunya ada yang membuatnya[2]. Yaitu allah swt. Dalam hal ini Allah menjelaskan dalam QS Ali-Imron ayat : 2

Artinya:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. (QS Ali-Imron ayat : 2)
      Keyakinan umat manusia terhadap wujud Allah sebenarnya telah ada sejak manusia dilahirkan. Secara naluri, keyakina terhadap wujud Allah telah ada sejak manusia membutuhkan pertolongan serta perlindungan dari Allah swt. Yang sifatnya adalah mutlak atau lebih sering dikenal dengan istilah religious instinct (insting keagamaan). Dengan demikian, manusia sejak terlahir ke bumi merupakan mahluk yang bertuhan. Oleh karena itu manusia juga disebut sebagai makhluk spiritual.[3]
       Kita dapat mempelajari dan meyakini keberadaan Allah swt melalui firman-Nya dalam QS Al-Hadid ayat 4 :

Artinya :
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di atas arsy[4] dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya[5]. dan dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hadid :  ayat 4).
B.    Metode Pembelajaran
Kepala bernomor struktur ( Modifikasi dari number heads).
Langkah-langkah :
Siswa dibagi dalam setiap kelompok , setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
1.     Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor kartu terhadap tugas yang berangkai,
Misalnya:
Siswa nomor satu beruga mencatat soal, siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
2.     Jika perlu, guru bias menyuruh kerja sama antar kelompok siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini sswa dengan tugas yang sama bias saling membantu atau memecahkan hasil kerja sama mereka.
3.     Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
4.     Memberi kesimpulan.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sifat Nafsiyah yakni sifat yang berhubungan dengan dzat Allah semata. Yang termasuk dalam sifat Nafsiyah  adalah hanya sifat wujud.
Keyakinan umat manusia terhadap wujud Allah sebenarnya telah ada sejak manusia dilahirkan. Yang sifatnya adalah mutlak atau lebih sering dikenal dengan istilah religious instinct (insting keagamaan).
B.    Daftar Pustaka
Asmaran. 1991. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PTAI  Maarif
Ali, Muhammad. 1982. Tuntunan Akhlak. Jakarta: Buluan Bntang.
Asy-Syaraw, Mutawalli. 1999. Bukti-Bukti Adanya Allah. Jakarta: Gema Insani Mars.
Departemen Agama RI. 2004. Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung; PT Sinar Baru Algensindo


[1]  Wujud berarti benar-benar ada
[2]  Maksudnya hanya Allah lah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya
[3] Bukti bahwa keberadaan atau wujud Allah swt sangatlah nyata dan jelas untuk diyakini.
[4] bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.
[5] yang dimaksud dengan yang naik kepada-Nya antara lain amal-amal dan doa-doa hamba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar